Saturday, April 28, 2018

90s Battle: The So-Called Brit Invasion

gambar dari sini

Ngobrolin tahun 90an tentu tak akan lengkap tanpa musik! Terlalu banyak musik keren berasal dari era ini. Sehingga pas banget rasanya kalau saya dan mamah merah memutuskan ngobrolin topik ini. Musik jenis mana yang bakal diobrolin juga sempat bikin pusing, banyak musik bagus, semua mau diobrolin. Huhu. Tapi, akhirnya kita sepakat juga ngobrolin topik BRITISH INVASION ini.  Cerita winda dapat ditemukan di sini.

a phenomenon that occurred in the mid 60s when a group of 'rock n roll' and 'pop music' acts from the United Kingdom, as well as other aspects of British Culture, became popular in the USA.
definisi dari Collins Dictionary

Invasi Inggris secara umum mengacu pada merambahnya musisi dari Kerajaan Inggris ini ke pasar musik Amerika Serikat di dekade tahun 60an. Bukan hanya merambah dalam hal memasuki industri musik USA, namun juga masuk dalam tangga lagu Hot 100 Billboard, tangga lagu terpopuler di dunia. Tren ini tentu dimulai dari sang legenda, The Beatles, sebagai pelopor. Musisi yang melakukan invasi tidak hanya yang berasal dari tanah Inggris, tapi juga koloni di sekitarnya, yaitu Skotlandia dan Irlandia.

Apabila dibagi per era. dapat dikelompokkan ke dalam empat dekade besar, seperti disarikan dari sini







Pada tahun 90an sebenarnya masa kejayaan musisi Inggris mulai menurun, tapi pada saat bersamaan grup musik yang ikonik pun muncul dan menjadi salah satu tonggak penting era 90an. Tidak lengkap membicarakan musik 90an tanpa mereka di dalamnya. Beberapa artikel di sini dan sini membicarakan mengenai pergerakan dari invasi para musisi UK tersebut ke USA. Walaupun lebih sedikit musisi di era 80 dan 90an yang melakukan invasi dibanding dua dekade sebelumnya, namun dampaknya lebih besar sehingga layak disebut Second British Invasion.

Menurut saya, satu hal yang membuat musisi tahun dari tahun 80 dan 90an ini demikian khas dan mencolok, yaitu;



Awal tahun 80-an adalah kemunculan dari stasiun musik paling fenomenal yang pernah ada. Apabila stasiun televisi pada umumnya berisikan berbagai macam hal seperti berita, musik, drama dan film kartun dari berbagai macam topik seperti politik, hiburan, edukasi, anak-anak dan sebagainya. MTV hadir seperti angin segar. Stasiun televisi ini hanya menyiarkan segala hal tentang musik, terutama video musik. 24/7! Artikel ini dan ini menceritakan hal tersebut. 

"...the power of the video on MTV overwhelmed the importance of the music." (CBS, 2013)
"During the station's early days they relied heavily on video-savvy British acts to fill airtime." (The Guardian, 2011)

Salah satu kampanye terbesar dan terbaik MTV sepanjang masa adalah I WANT MY MTV, dimana MTV berhasil membuat calon penonton untuk memaksa TV kabel langganannya memasukkan MTV sebagai salah satu channel televisi pilihan. Pada iklan yang ditayangkan, banyak musisi UK yang masuk menjadi bagian dari kampanye ini. MTV memadukan kampanye dan rasa haus penonton akan musik berkualitas. 

Secara spesifik, era 90an dianggap sebagai periode Cool Britannia, dimana ini adalah masa peningkatan kebanggaan akan budaya Inggris pada tahun 1990an, terinspirasi oleh budaya pop tahun 1960. Hal ini terjadi karena kesuksesan para musisi di tahun 90an ini membawa optimisme tersendiri bagi masyarakat Inggris setelah tahun-tahun dunia musik penuh gejolak yang terjadi di era 70 dan 80an.

Jadi sangat wajar rasanya kenapa musik yang dihasilkan para musisi Inggris pada masa itu, dianggap sebagai bagian dari tonggak penting dunia musik tahun 90an.

Siapa saja sih musisi dari generasi invasi kedua UK ini yang saya pilih sebagai perwakilan terbaik? Tanpa mereka, tahun 90an saya terasa sepi dan hambar.

Tanpa urutan atau ranking tertentu, berikut musisi-musisi favorit (serta lagu terbaik mereka menurut saya) yang mewakili generasi tersebut. Lagu-lagu di bawah ini juga masuk dalam jajaran lagu BritPop terbaik versi Paste Magazine di sini.

ASH - GIRL FROM MARS



You'll never go wrong with handsome vocalist with colored paint all over his body and sexy accent! 

Lagu ini adalah lagu terbaik yang pernah dikeluarkan Ash dan pernah menjadi nada sambung di kantor NASA. Album 1977 dianggap sebagai salah satu dari 500 album terbaik sepanjang masa oleh NME. NME terdiri dari kumpulan jurnalis dan kritikus musik Inggris. 

Berasal dari Irlandia, seperti pendahulunya The Cranberries dan U2, Ash juga banyak membawakan musik dengan lirik yang kental akan isu-isu sosial. Salah satu masa terbaik mereka ketika gitaris wanita, Charlotte Hatherley, bergabung dengan mereka di medio 1998.

BLUR - SONG 2



Blur adalah salah satu band favorit saya, dan susah rasanya memilih lagu yang paling berkesan dari mereka. Pertama kali mendengar mereka melalui lagu-lagu dari album Parklife, salah satu album terbaik mereka imo. Girls&Boys adalah satu lagu yang cukup berkesan untuk saya, baik dari sisi musikalitas maupun video musik. Suara Damon Albarn, sang vokalis utama, yang terkesan malas-malasan saat menyanyi menjadi satu magnet tersendiri. Walaupun favorit saya Alex James, tapi sex appeal-nya Mas Damon ini emang tinggi. 11-12 lah sama Jude Law.

Song 2 sendiri adalah single andalan dari album kelima mereka yang juga self-titled nama band mereka, Blur. Album dengan self-titled biasanya adalah debut album, sebagai upaya untuk menjual nama penyanyi itu sendiri, namun berbeda dengan beberapa penyanyi di tahun 90an. Tidak banyak dari musisi UK ini melakukan hal serupa, kalaupun ada, seperti Blur, melakukannya setelah punya nama dan sebagai upaya eksistensi diri di pasar. Musisi seperti Pulp, Coldplay dan Oasis tidak memiliki self-titled album sampai saat ini. 

Lagu Song 2 ini sungguh khas dengan teriakan WOO-HOO yang disuarakan Albarn. Hampir sama berkesannya dengan senandung NA NA NA NA dalam lagu Charmless Man, tapi beda power saja. Keunikan lain dari lagu Song 2 adalah durasinya yang tergolong pendek, hanya sekitar dua menit. Lebih mirip durasi intro album daripada lagu utama. Lagu ini juga masuk dalam materi promosi Piala Dunia 1998.

DODGY - GOOD ENOUGH



Dari semua musisi yang tertulis di sini, Dodgy mungkin yang paling kurang terdengar namanya. Mereka memang tertutup bayang-bayang kesuksesan musisi Inggris lainnya. Salah satu penyebabnya, tidak banyak material musik mereka yang dapat digolongkan sukses. Good Enough adalah satu-satunya single mereka yang berhasil masuk ke jajaran Top 5 tangga lagu UK.

Lagu ini kembali terkenal di tahun 2018 ini oleh para fans klub Sepakbola Liverpool FC. Mereka melakukan re-work pada lirik lagunya untuk memberikan apresiasi pada striker Muslim asal Mesir klub tersebut, Mohamed Salah. Kreasinya dapat dilihat di sini

SUEDE - BEAUTIFUL ONES



Salah satu band yang memiliki ke-khas-an lainnya adalah Suede. Banyak musisi yang menyebutkan grup band ini memengaruhi musik mereka, dan bahkan menobatkannya sebagai salah satu band terbaik tahun 90an. Manic Street Preachers, salah satu musisi berpengaruh dari tahun 90an lainnya, melakukan rekam ulang salah satu lagu Suede, Drowners, untuk single pada b-side album mereka.

Oh, satu yang penting, tentu menurut saya lah ya, Brett Anderson is aging marvelously. Out of all vocalists from the 90s Britpop era, he's still super handsome nowadays! Brett baru saja mengeluarkan memoar kisah hidupnya awal tahun ini yang bertajuk Coal Black Mornings. Sepenggal kisahnya dapat ditemukan di sini. Lucunya, dia tidak pernah berharap jadi front-man suatu band. 

PULP - DISCO 2000



Berdiri di tahun 1978, grup ini sebenarnya lebih cocok masuk ke era 70 atau malah 80an. Namun, karena masa-masa terbaik grup ini ada di medio 1994-1996, maka mereka masuk ke aliran tahun 90an. Musik Pulp sedikit berbeda dengan angkatan musisi Inggris lainnya, karena nuansa disko yang cukup kental. Mereka adalah satu dari Empat Besar Britpop  masa itu, bersanding dengan Oasis, Blur dan Suede.

Beberapa lagu Pulp cukup menjadi icon tahun 90an, terutama Common People, yang terpilih oleh survei yang diadakan BBC sebagai lagu kebangsaan Britpop. Saya sendiri lebih suka Disco 2000 karena liriknya yang lucu tapi sebenarnya menyedihkan. Melodinya sendiri gampang melekat di ingatan dengan kata-kata... year 2000-nya.

THE VERVE - BITTERSWEET SYMPHONY




Intro lagu ini sudah membuat pendengarnya terlena dan secara instan menyukainya. Pas sekali hook yang dibuat di awal untuk mengikat calon penikmat lagunya. Grup sekelas Moby dan Limp Bizkit membuat versi sendiri atas lagu ini, dan memasukkannya ke dalam album mereka. Noel Gallagher dari Oasis bahkan membawakan lagu ini dalam beberapa kesempatan. Salah satu film yang cukup iconic di tahun 90an, Cruel Intentions, menjadikan lagu ini sebagai closing song.

Tidak heran apabila semua pencapaian yang didapat lagu ini membawanya mengantar The Verve meraih nominasi Grammy. Tahun 1999, Bittersweet Symphony dinominasikan sebagai Best Rock Song di Grammy Awards. Sayang, saat itu kedigdayaan RHCP dengan Scar Tissue mengalahkan mereka. 

OASIS - DON'T LOOK BACK IN ANGER


Sungguh bukan satu kesengajaan apabila Oasis muncul terakhir. Walaupun tidak pernah dinobatkan secara langsung, menurut saya Oasis adalah pemimpin pergerakan invasi kedua ini. Media kenamaan The Telegraph bahkan menuliskan artikel yang cukup komprehensif terkait dampak Oasis terhadap dunia musik Inggris terutama di tahun 90an, seperti tertulis di sini.

Oasis juga cinta pertama saya terhadap Britpop. What's the story (morning glory) adalah salah satu album terlecek yang saya miliki, saking seringnya cover albumnya saya buka-buka buat dibaca-baca liriknya. Sama seperti Blur, susah sekali bagi saya menentukan lagu dari grup ini untuk dimunculkan. Ada begitu banyak favorit selain lagu ini, mulai dari Wonderwall, Champagne Supernova (yang musik videonya lama banget, sampai kalau lagi nonton terus kebelet pipis, nahannya lama sangat huhu), Roll with It atau Stand by Me.

Grup ini juara karena kejeniusan dua bersaudara Gallagher yang suka saling berseteru. Saat mereka sedikit akrab, karya luar biasa akan keluar dari mereka, seperti Wonderwall contohnya. Wonderwall diungkap sebagai salah satu karya musik terbaik dari era 90an. Albarn bahkan pernah mengungkapkan penyesalannya kenapa tidak menulis lagu ini terlebih dahulu. Pernyataan yang aneh, namun mengingat rivalitas kedua band besar ini di tahun 90an, nampaknya cukup dapat dipahami psy war yang mereka lakukan satu sama lain.

Kenapa akhirnya saya memilih lagu ini? Simpel. Noel adalah vokalis utama lagu ini, menggantikan saudaranya yang sejatinya adalah sang vokalis utama grup. Noel adalah personil favorit saya dan otak utama Oasis. Kalau Noel nyanyi, Liam ngapain dong? Duduk manis saja tebar pesona macem Ahmad Dhani di masa kejayaan.

***

Jadi, itulah sekelebat ingatan saya akan Britpop. Masih banyak lagi sebenarnya grup yang mengingatkan saya akan kejayaan Britpop di era 90an. Misalnya saja Texas, Kula Shaker, The Stone Roses, Ocean Colour Scene, Catatonia atau Placebo. Kula Shaker terutama, cukup menarik untuk dibahas karena pengaruh musik Indianya sangat kental dalam karya mereka. Duh, makin panjang aja nanti ini tulisan kalau semuanya dibahas haha.

Kalau kamu, apa lagu kesukaan dari musisi UK era 90an?

Wednesday, April 18, 2018

90s Battle: Komik Jepang Tak Terlupakan



Era 90an tak lengkap tanpa buku komik Jepang keluaran Elex Media Komputindo!
Bukan pesan sponsor apalagi sisipan yaa, tapi memang begitulah adanya.

Balik lagi dengan posting mingguan Back to the 90s Battle kolaborasi bareng Mamah Merah. Cerita Winda bisa ditemukan di sini.

Setelah panjang lebar ngobrolin topik pertama yang bakal diangkat, akhirnya kami berdua sepakat ngomongin komik. Selera kami yang bertentangan sempat bikin galau mau angkat Shoujo atau Shounen Manga. Apa sih perbedaan keduanya, bisa lihat di sini. Secara gamblang, Shoujo adalah manga yang berisikan kisah percintaan atau drama sementara Shounen lebih ke arah action atau comedy. Saya dan Winda adalah dua kutub yang berlawanan dalam selera membaca komik. Saya penikmat Shoujo sejati, sementara Winda pembaca Shounen garis keras. Setelah mufakat, kami pikir lebih enak ngobrolin komik Jepang secara umum saja, biarlah perbedaan kami menjadi cerita yang menarik. tsaahhh.

Setelah tepekur berhari-hari membuat daftar komik Elex favorit, plus diingetin Winda keluarin tulisan segera, akhirnya keluar juga tujuh komik kesukaan saya dari era 90an.

Cuma seperti biasa, karena kesukaan saya banyak ya, susah rasanya harus memilih apabila banyak yang ditawarkan. Jadi, saya bagi dua tulisan ini ke empat komik kesukaan dan tiga Mangakus (penulis komik) kecintaan.

EMPAT KOMIK KESUKAAN

CANDY CANDY

gambar dari sini

Kurang lengkap masa kecil saya tanpa komik ini masuk kedalamnya. Candy-Candy adalah komik pertama yang dibelikan ibu saya saat masih duduk di bangku sekolah dasar. Kalau tidak salah ingat, komik Jepang ini juga termasuk salah satu yang pertama masuk ke Indonesia melalui penerbit Elex. Saya ingat baru saja bisa membaca dan komik ini diberikan sebagai alat bantu dalam memperlancar proses membaca saya.

Saya langsung jatuh cinta pada gadis kecil yang ceria ini. Sekilas, saya menemukan banyak kesamaan dengannya; misalnya saja rambut keriting, memiliki wajah yang tidak mulus serta tubuh pendek. Haha. Kisah kehidupan Candy tidak seriang pembawaannya, cukup banyak lika-liku kehidupan yang harus ditempuhnya sebelum sampai di akhir cerita. Cerita versi manga dan anime sedikit berbeda, dapat ditemukan di sini untuk lebih lengkapnya, warning: spoilers banget yaa link tadi, lengkap soalnya diceritain. Haha.

Hal yang paling berkesan untuk saya adalah ending cerita ini yang sederhana, tidak klise seperti kebanyakan shoujo manga lainnya. Kombinasi berbagai macam karakter dalam cerita juga sungguh memberi warna yang menarik. Pembaca seakan dapat memilih karakter mana yang lebih cocok dengan dirinya. Anthony, Susanna dan Annie yang manis, Archie yang iseng, Stea dan Patty yang pintar dan bijak atau Terry yang bad boy sekali.

Sebagai penutup, closing theme anime-nya cocok membawa kita semakin jauh kembali ke tahun 90an nih. Siapa yang masih ingat liriknya?



MARI-CHAN


gambar dari sini

Apakah Ibu saya memang romantic at heart atau bisa membaca selera anaknya, saya tidak pernah tahu. Namun buku komik kedua yang saya dapatkan dari Ibu saya adalah Mari-Chan. Tepatnya, serial pertamanya: Happy Mari-Chan. Another komik yang cewek banget ceritanya. Saya menyukai balet karena serial ini. 

Mari Chan ini banyaaaak banget serinya. Walaupun di semua seri, tokoh utamanya sama saja gambarnya semua haha. Biasanya ada tiga tokoh utama, satu wanita dan dua pria. Ketiganya sama persis gambarnya, terkadang yang berbeda hanya model rambut si tokoh wanita. Hal ini suka bikin bingung untuk yang kali pertama baca Mari-Chan. Dipikirnya semua serial Mari Chan itu bersambung, padahal ceritanya beda-beda dengan nama tokoh yang berbeda pula, kecuali si tokoh utama yang bernama Mari. Selain gambar tokoh yang sama, hal yang menyatukan semua serial ini adalah Balet. Kisahnya berputar pada Mari, si tokoh utama, yang ingin menggapai impiannya menjadi balerina profesional.

Secara umum, serial Mari-Chan yang beredar di Indonesia ada lima: Happy Mari-Chan (7 buku),  Lovely Mari-Chan (7 buku), Bintangnya Cinta (7 buku), Silver-toe Shoes (6 buku), dan Nyanyian Angsa (4 buku). Saya sendiri hanya punya tiga di antaranya, sekarang pun entah ada dimana keberadaannya. Rindu sekali rasanya menyelami kegiatan para balerina ini. Melihat perjuangan mereka agar diterima masuk ke Royal Ballet School, berlatih keras melakukan putaran sempurna untuk lakon Black Swan atau ikut-ikutan mempelajari tujuh pose berdiri standar dalam balet seperti ini.

Nostalgia semua cover komik seri Mari-Chan dapat ditemukan di sini.

ROSE OF VERSAILLES

gambar dari sini
Komik ini mencuri perhatian saya karena ceritanya yang unik, menggabungkan sejarah dan keindahan Perancis serta kisah fiktif yang menarik. Gambaran ceritanya seperti apa dapat dilihat di sini dan sini. Saking serunya, manga ini telah diterjemahkan dalam versi anime dan film. Walaupun terus terang, gambar di komiknya jauh lebih indah.

Rose of Versailles membuat saya menyukai Marie Antoinette dengan segala kepribadiannya yang kompleks. Komik ini menceritakan Marie dari sisi berbeda yang ditampilkan ke ruang publik pada umumnya, seperti masa kecilnya, pilihan hidupnya yang terbatas serta kesehariannya dalam lingkup kerajaan. Semua hal tersebut membentuknya menjadi Marie Antoinette yang kita kenal. Mengetahui akhir cerita ini sesuai sejarah, sempat membuat saya tidak tega membaca buku terakhirnya. Kesian sama Marie duluan, haha. 

Berkat komik ini pula, saya memiliki impian untuk dapat mengunjungi Istana Versailles. Keinginan tersebut terwujud di tahun 2015 lalu.

in front of the palace 
inside the palace
ini postingan rada riya' dikit sih emang. maap.

 DORAEMON


gambar dari sini
Komik 90an tentu tak lengkap rasanya tanpa si ikon kucing cerewet ini. Selain komiknya, anime-nya juga menemani anak-anak generasi 90an menghabiskan minggu paginya. Saya selalu ingat membaca komik ini belum jua kelas 4 SD, sampai saya lewat kelas 4, Nobita masih saja duduk di kelas yang sama. Hahahaha.

Saya dan adik saya mengoleksi semua buku Doraemon yang puluhan itu. Komiknya sendiri menurut saya sangat rapi digambar dan runut, mudah bagi pembaca untuk mengikuti alur ceritanya. Saya bisa membaca komik ini berkali-kali dan berharap memiliki teman seperti Doraemon yang bisa mengeluarkan berbagai macam alat ajaib, atau setidaknya punya mesin waktu di laci meja belajar saya. Lol.

Latar belakang pembuatan cerita ini, dapat ditemukan di sini. Fujiko F Fujio, mangakus penciptanya, menurut saya seorang yang sangat mencintai dunia anak-anak. Ia mampu menyelami alam pikiran anak-anak dan menciptakan cerita yang merangsang daya imajinasi untuk berkembang dengan baik.

Sebagai penggemar Doraemon, mengunjungi museum Fujiko F Fujio tentu satu impian semua orang yang jatuh hati pada kucing tanpa telinga ini. Melalui museum ini, Fujiko mampu menyulap kota kecil Kawasaki menjadi kota Doraemon. Walaupun jelas museum ini berdiri untuk mengabadikan semua karya Fujiko F Fujio, memorabilia Doraemon tetap memakan tempat paling besar. Bahkan, salah satu angkutan umum setempat pun dilukis dengan tokoh-tokoh dari manga ini. Saya sempat mengunjunginya di awal 2015 lalu. Nyempil lagi postingan riya'

pintu ajaib dambaan orang Jakarta demi menghindari macet
lucu bangeet bis yang akan mengantar kita ke Museum Fujiko F. Fujio. Interior dalemnya pun full Doraemon-ish


Biar ga sebel-sebel banget, lol, kita nyanyi bareng aja yuks.




***

Nah, lepas dari komik kesukaan, kita masuk ke tiga mangakus kesukaan saya. Susah banget memilih cerita favorit dari ketiga orang ini. Semua karya mereka, saya suka.

TIGA MANGAKUS KESUKAAN

YUKARI KAWACHI

gambar dari sini
Saya suka banget dengan karya-karyanya Yukari. Semua wanitanya cantik-cantik dan tokoh prianya juga cakep luar biasa. Yukari mampu membuat cerita yang bikin emosi pembaca diperas habis-habisan. Secara umum, dibandingkan cerita komik Jepang di tahun 90an lainnya yang lebih ke arah percintaan innocent, cerita Yukari lebih dewasa. Ia banyak menuliskan mengenai kisah percintaan dewasa awal saat meniti karir atau malah ibu muda yang berjuang dengan status barunya.

Lengkapnya karya-karya Yukari dapat dilihat pada laman Goodreads berikut. Beberapa serial yang beredar di Indonesia seperti di bawah ini:

gambar dari sini
Setelah memilih dengan segenap jiwa raga, kesukaan saya adalah My Best Rival is My Best Friend, rating-nya di Goodreads sebesar 3.33. Ceritanya simpel tentang persaingan dua sahabat dalam meniti karir sebagai komikus kawakan, sekaligus jatuh cinta pada editor yang sama. Nampaknya sih, cerita ini berdasarkan pengalaman pribadi Yukari sendiri. Haha.

YUU ASAGIRI


gambar dari sini
Ingat komik serial Panic?
Kisah tentang gadis muda yang memiliki telinga rubah ini adalah karya Yuu Asagiri paling fenomenal. Selain Panic, kisah penyihir buangan di dunia manusia, Min Min, juga karya lain Yuu yang cukup terkenal. Yuu Asagiri memang jempolan dalam membuat cerita berlatar belakang fantasi.

Karya-karya lainnya secara lengkap dapat dilihat di sini dan sini. Beberapa karyanya yang masuk Indonesia adalah sebagai berikut:

gambar dari sini
Terlepas dari niche Yuu yaitu fantasi, saya lebih menyukai kisah-kisah sederhananya. Favorit saya adalah Kakakku Sayang. Judulnya emang malesin banget ya lol. Situs ini memberikan sinopsis singkat mengenai ceritanya:
Serial cantik ini mengisahkan tentang Tsukiko, seorang cewek 16 tahun, yang harus menghadapi kenyataan kalau orang yang sangat dia sukai, Kou, adalah adik tirinya. Ibunya menikah lagi dengan ayah Kou. Hidup Tsukiko menjadi indah sekaligus bencana. Dan makin lama dia makin menyadari kalau dia sangat mencintai Kou. Kou juga sedikit demi sedikit makin menyukai Tsukiko. Ketika Tsukiko memutuskan menjadi model, Kou tidak menyetujuinya karena Tsukiko akan dipotret bersama model cowok. Mereka pacaran secara rahasia.
Cerita percintaan favorit saya emang ga jauh-jauh dari kisah pasif-agresif antara dua tokoh utamanya. haha.

KYOKO HIKAWA


gambar dari sini
Mangakus terakhir kesukaan saya adalah Kyoko Hikawa. Kyoko boleh dibilang salah satu mangakus terkenal dan memiliki banyak karya hits. Karya terbesarnya adalah Dunia Mimpi. Sepertinya hampir semua penggemar komik Jepang pernah mendengar manga ini, walau mungkin belum pernah membacanya, seperti saya.

Karya-karya Kyoko lainnya, selain Dunia Mimpi, bisa dilihat di sini. Selain Dunia Mimpi, ia juga terkenal dengan karyanya akan kisah cinta Chizumi dan Fujiomi. Kisah keduanya dapat ditemukan dalam trilogi Angin Musim Gugur, Pastel Mood dan Golden Book. Kalau bisa akses situs Mangafox, beberapa scan karya Kyoko dapat ditemukan disana.

Berikut beberapa judul yang beredar di Indonesia:

gambar dari sini
Favorit saya? GIRLS
Cerita komik ini sungguh komedi. Goodreads memberikan rating 3,97.
Kisahnya adalah tentang persahabatan tiga gadis bernama Chika, Tomomi dan Kaede. Ketiganya memiliki perangai yang berbeda, ada yang tomboi, tulalit dan sabar. Satu yang paling membekas untuk saya adalah permainan kata-kata Kaede yang sungguh lucu, terutama dalam menentukan tempat makan atau judul film yang akan ditonton. Sifat Chika yang tidak sabaran menjadi satu bentrokan meriah dengan Kaede. Mustahil tidak tertawa, atau setidaknya menyunggingkan senyum, saat membaca komik ini.


Nah, itu dia semua komik-komik Jepang kesukaan saya dari tahun 90an. Bikin pengen koleksi komik lagi ya.
Ada yang memiliki selera yang sama kah?

24 Jam Tidak Akan Cukup

gambar dari sini.

#TantanganArtikel_KPC
Bekerja 24 jam sehari tidak cukup lagi. Anda harus bersedia mengorbankan segalanya untuk menjadi sukses, termasuk kehidupan pribadi Anda, kehidupan keluarga Anda, mungkin lebih. Jika orang berpikir itu kurang, mereka salah, dan mereka akan gagal.
Pernyataan tersebut diungkapkan oleh pebisnis serta penulis buku asal Kanada, Kevin O’Leary. Kevin menyuarakan banyak jeritan hati manusia yang menyatakan waktu 24 jam dalam sehari seakan tidak pernah cukup untuk menyelesaikan semua aktivitas yang harus dilakukan. Begitu banyak hal yang harus dilakukan, begitu sedikit waktu tersedia.
Di dunia ini, tidak ada yang memiliki jumlah waktu yang berbeda setiap harinya. Semua menerima waktu yang sama persis. Katakanlah, apabila seseorang berusia tiga puluh tahun, maka ia benar berusia tiga puluh tahun, tidak kurang tidak lebih. Lalu mengapa dalam rentang waktu yang sama, ada seseorang yang dapat mengerjakan banyak hal dan ada yang tidak.
Situs PopBela mengungkap, apabila hampir setiap hari seseorang rutin mengungkapkan kurangnya waktu yang dimiliki, kemungkinan besar ia tidak dapat mengatur waktunya dengan baik. Ada tujuh hal yang disebutkan situs tersebut yang menjadi kendala waktu terasa kurang setiap harinya. Beberapa kegiatan tersebut antara lain; bangun siang, tak cukup istirahat, pesimis, multitasking, atau malah asyik bekerja.
Terlalu asyik bekerja dianggap sebagai salah satu penyebab kurangnya waktu dalam sehari, karena hal ini berarti seseorang tidak menyadari ritme kerjanya sendiri. Ini membuatnya lupa waktu. Namun, artikel lain dari situs Entrepreneur menyebutkan kemungkinan yang berbeda. Konsep waktu disebutkan ada dua; clock time dan real time.
Clock time adalah waktu yang sebenarnya, yang dimiliki semua orang.  Enam puluh menit dalam satu jam, 365 hari dalam satu tahun. Berlaku sama untuk setiap individu di dunia. Sementara real time bersifat relatif. Waktu berlalu cepat atau terasa sungguh lama tergantung dari apa yang kita lakukan. Misalnya saja, saat bekerja waktu terasa berjalan begitu lambat, rasanya ingin cepat-cepat pulang. Namun saat kita sedang melakukan hobi atau sesuatu yang menyenangkan, misalnya saja berkumpul dengan temen-teman atau menonton pertunjukkan, waktu berjalan begitu cepat.
Apabila clock time adalah masalah kita, maka manajemen waktu adalah solusinya. Kemungkinan besar, hampir semua orang pernah mengikuti pelatihan manajemen waktu, membaca buku mengenai topik tersebut atau memiliki agenda dan atau aplikasi pencatat dan pengingat kegiatan. Namun, tetap saja pengaturan waktunya tetap berantakan. Ini menunjukkan, seringkali yang menjadi masalah utama sebenarnya real time, bukan clock time.
Nah, apabila kita sudah memahami perbedaan konsep waktu ini, akan lebih mudah untuk kita menyiasatinya. Dilansir dari situs yang sama, Entrepreneur menyebutkan sepuluh tips yang dapat dilakukan. Disarikan dari sepuluh tips ini, tiga konsep utama dapat dikedepankan.

CATAT KEGIATAN YANG BERJALAN DAN BUAT PRIORITAS
gambar dari sini
Catat semua kegiatan yang dilakukan selama seminggu, sehingga kita mengetahui porsi yang tepat dari setiap aktivitas. Apakah itu diskusi, membuat rencana atau melakukan sesuatu. Apabila kita sudah mengetahui porsi dari setiap aktivitas harian atau mingguan yang dilakukan, tergantung pembagian yang ingin dilakukan, maka kita dapat membuat prioritas sesuai kebutuhan.
Prioritas ini berbeda dengan to-do list. To-do list menjelaskan semua hal yang harus dilakukan, sementara skala prioritas menjelaskan penting atau tidaknya sesuatu dilakukan. Kegiatan yang masuk prioritas ini harus memakan waktu setidaknya 50% dari total keseluruhan waktu kita.

MINIMALKAN GANGGUAN
gambar dari sini
Setelah prioritas dibuat, kita harus dapat mengenali gangguan yang mungkin timbul dan bagaimana mengurangi gangguan tersebut. Katakanlah, terlalu banyak diskusi akan membuat ide menjadi banyak dan susah untuk diwujudkan. Buatlah target berapa banyak diskusi yang akan dilakukan dan bagaimana caranya agar efektif, tidak melebar kemana-mana pembahasannya.
Membuat tanda ‘jangan diganggu’ membantu kita lebih efektif dalam mengerjakan sesuatu. Hal ini juga membuat orang lain paham akan delay response yang mungkin mereka terima dari kita. Ini termasuk cara untuk konsisten terhadap diri sendiri. Saat kita telah memasang tanda ini, jangan cepat tergoda untuk menjawab pesan yang masuk ke ponsel atau surat elektronik kita, termasuk semua notifikasi akun sosial media.

YAKINLAH BAHWA TIDAK MUNGKIN SEMUA SELESAI DIKERJAKAN 
gambar dari sini
Hal yang terakhir perlu dilakukan adalah, yakin tidak mungkin untuk kita menyelesaikan semuanya. Dua puluh persen dari pemikiran, diskusi dan aktivitas kita, akan menghasilkan 80% hasil yang diinginkan. Sehingga dibutuhkan fokus yang luar biasa untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Apabila kita ingin mencapai 2-3 hal dalam satu waktu, yakinlah tingkat keberhasilannya akan kurang dari 80%. 

Nah, sekarang saatnya kita menjawab pertanyaan untuk diri sendiri. Apa sebenarnya tujuan yang ingin dicapai? 

Ini langkah utama menyusun strategi manajemen waktu real-time yang tepat.

***
698 kata
dibuat untuk memenuhi tugas harian Komunitas Penulis Cloverline
***
reference:
https://www.entrepreneur.com/slideshow/299323#10
- https://career.popbela.com/working-life/didy/selalu-merasa-butuh-lebih-dari-24-jam-sehari-pasti-7-hal-ini-alasannya/full
- https://www.brainyquote.com/quotes/kevin_oleary_567877
- https://www.duniakaryawan.com/cara-mengatur-waktu/




Sunday, April 15, 2018

TVXQ 3.0

gambar dari sini

This posts going to be opinion-based.
I warned you already.

Dong Bang Shin Ki (동방신기)
Tohoshinki (東方神起)
Tong Vfang Xien Qi (東方神起)

What is a name? Shakespeare might say, but in TVXQ case, it means a lot.
All names might revolve the same thing: Rising Gods from East, but they have different names while promoting in different area. International wise, they use TVXQ, might be cause it's seems easier to pronounce in English.

I reckoned TVXQ in three different eras.

THE FIRST ERA

This is when the magic started.
They started as five, debuted in 2004 with "Hug" - a cutie-pie single that will melt every teenage girls in a heartbeat.

The members:
Jung Yunho (U-Know) - Leader with a superb skill in Dancing.
Kim Jaejoong (Hero) - Face of the group with super handsome feature and soft voice.
Park Yoochun (Micky) - Rapper with fluent English.
Kim Junsu (Xiah) - Main Vocal with honey-like voice
Shim Changmin (Max) - Maknae with high-pitched voice

Seeing the composition of the group, made no wonder that these are the recipe of a success boy-group. SM Entertainment prepare a well deserve successors of both H.O.T and Shinhwa. The full stories of the group could be find here

Both their third and fourth album received Album of the Year award. The hit single from their fourth album called Mirotic became one of the iconic song of Kpop until today. TVXQ acclaimed the top spot boy-group of that time. Not only in Korea, Japan also in a great Tohoshinki-disease.

The dispute come from members Hero, Micky and Xiah that decided to left the group on 2010, change everything. Still, this era paved great foundation for Boy-group to lead the Hallyu Wave.

My two favorite from this era were, Korean and Japanese version:



Yes, I am that Noona fell for Changmin and the kitten kissing. LOL. 



How could you not love this song? It's eerily happy-go-lucky one.


THE SECOND ERA

What is the probability of your favorite members stayed in a group?
Knowing Kpop full-heartedly since early 2000, idol group doesn't last long. If it's not because of the contract ended, it could be members left.

H.O.T are my faves that decided to disband when the contract ended. Wonder Girls is never be the same when they change member Hyuna in the early days. There's always THAT probabilities. Nothing stay forever and ever. Shinhwa and Fly to the Sky is an exception. They stayed the same through thick and thin.

In TVXQ case, left out by three members, leave Yunho and Changmin in the group. The best part is, both are my faves! I never be Cassies at heart when they are five, I am more an Elf that time, but when they become duo, I instantly love it.

It is heartbreaking that time, waiting whether Yunho and Changmin will continue TVXQ or not. When the three members not waiting a long time to debut as JYJ, Yunho and Changmin are nowhere to be seen.

Not until almost two years later, in 2011, they decided to make a grand comeback with Keep Your Head Down. I must said I never been that impressed. I love every single songs in the album. Its on repeat many times on my playlist.

Yunho and Changmin bring the new era of TVXQ, no doubt about that. While some of their loyal fan disappeared, they still remains strong, especially in Japan. TVXQ is the only Korean group that had different fandom names for their fan. Generally, their fan called Cassiopeia or Cassies in short, referred to a constellation in the Northern Sky. This name was suggested by Changmin. But for their big market in Japan, the fan has their own special name, BigEast. This is indicated how big their market in Japan is.

TVXQ even sell-out their biggest to date album yet in Japan, called Tone. They reached many new achievement in Japan as duo, as you can see some of it here.

This is my favorite era from them. Yunho become so dependable and the Maknae become so much more mature. It blend well to their harmonization and chemistry on stage. I think this is the time where they proved to the audience how strong they are.

What I love from this era?


Though I love Keep Your Head Down to death, I couldn't resist Catch Me when watching it live. See that smooth back? You bet that is sexy in another level!
There is a good cover of this song from the show I Can See Your Voice where TVXQ guesting here.


The song are so Tohoshinki-ish, sexy and smooth. I love this song so much.

THE THIRD ERA

Just when I thought they couldn't anywhere blow me away again, I was wrong.

The first warning, started when Yunho discharged from the military and performed at SMTOWN VI Live in Seoul last July 2017. Being one of the audience that time, Yunho alone outperformed both SNSD and Super Junior. It was an outstanding experience for me. I joined the Global Package that time, and I witnessed many who joined the same package are indeed, Tohoshinki fan. They came solely for Yunho, since Changmin still in military.

So, I couldn't wait the day Changmin discharged, reunited with his Hyung, and they make their official comeback.

Well, the day has finally arrived.


IT IS SURELY PAY-OFF THE TWO YEARS WORTH WAITING!

This is actually my main reason writing this post. I couldn't get enough of this comeback. Military surely made both of them becoming more mature and but also a bit loose. They are in the era where they didn't need to prove anything else aside stay true to their fan.

So many good reviews about the albums you can found in here, here and here.

They become much more solid this time around. All the songs from the album give different vibes. I am in love with Love Line so much. The live version is carefree and soothing in all the good way.


This dream to watch their concert is bloom again.
I surely hope I be able to join the sea of red in the near time.
T-Red Oceans

How do you feel of the new TVXQ?

Blooming Day






So baby, can I be your boyfriend, can I?
I want to show you a world you’ve never seen
So baby, can I be your boyfriend, can I?
If you want, I want to give you everything

Mata Raras mengikuti sosok paling tinggi dengan rambut perak di layar. Pria tersebut mengenakan setelan kemeja putih dengan celana panjang hitam dan jaket dengan warna senada dengan celananya, dalam kondisi semua kancing depan terlepas. Terlihat tulisan berwarna merah akan kota yang dianggap paling romantis di dunia, Paris, secara terbalik pada bagian depan Jaket. Terdapat kalung choker berwarna hitam menghiasi kerah kemeja putih. Riasan wajah cukup berat pada area mata, dengan eyeliner hitam pekat, memberi penekanan yang cukup akan tatapan mata dalam. 
“Aduh!” Raras memekik ketika sebuah kotak berwarna cokelat dilempar ke arahnya. Sekilas melirik, Raras langsung berteriak terkejut.
“Kakak! Aduh, ini kan sudah kutunggu-tunggu,” sungut Raras mengambil kotak tersebut yang tergelincir jatuh dari punggungnya ke arah lantai.
“Pasti Korea-Koreaan lagi deh, sama kayak yang lagi kamu tonton itu,” Mira, kakak Raras, beranjak ke sisi tempat tidur, menggeser posisi Raras dari depan laptop. “Siapa namanya ini? Baki? Bayun?” Mira menunjuk ke arah layar laptop.
“Baekhyun, Kak. Ini bukan Koreaan, EXO namanya. Ih Kakak, sudah berapa kali dikasih tahu,” erang Raras sambil membuka bungkusan cokelat yang dilempar Kakaknya tadi. Mira menggangguk-angguk mencoba memahami, matanya masih tertuju pada layar yang menayangkan video yang tampaknya sudah diulang Raras entah berapa kali, terlihat dari aktifnya tombol loop di kanan bawah. Puluhan kali sudah Raras menjelaskan mengenai Baekhyun dan EXO ini, namun tetap susah bagi Mira menyimpan dalam ingatannya.
“Rrrrt,” suara ponsel Raras membuyarkan kegiatan keduanya. Raras segera mengambil ponselnya dan mendapati satu nama yang tidak asing muncul di layar. Mira melihat sekilas pada layar ponsel yang diletakkan di sebelah laptop.
“Elya masih menghubungimu?” Suara Mira meninggi, mengenali caller ID tersebut.
“Tenang saja, Kak. Sekarang berbeda,” Raras mengerling dan memencet tombol hijau di ponselnya, bersiap menjawab panggilan tersebut.

***

“Pasti Kakakmu yang mengerjakannya!”
Raras mendongak ke arah sumber suara, memastikan suara itu ditujukan kepadanya, ia menunjuk ke arah dirinya tidak yakin.
“Iya, kamu! Siapa lagi,” Elya nampak tidak sabar. “Kamu ingin nilaiku jatuh di kelas Bu Ina, sehingga kamu minta tolong Kakakmu si juara kelas mengerjakannya,” gusar Elya gemas. Tangan kanannya mencengkeram lengan kiri Raras hingga memerah. Raras yakin warna tersebut setidaknya akan bertahan tiga hari lamanya.
“Aduh, aduh,” Raras berusaha melepaskan dirinya, namun cengkeraman Elya bertambah erat. Sekarang, tangan kiri Elya merambah ke ujung rambut sebahunya, menariknya tanpa ampun. “Aduh!” Erang Raras, nafasnya tercekat.
“Kamu benar-benar tidak tahu malu ya, kamu bisa apa tanpa Kakakmu?”
“Aku... mengerjakannya... sendiri,” eja Raras tersengal-sengal. Kedua tangannya berusaha melepaskan genggaman tangan Elya di lengan dan rambutnya. Ia menyesal tidak mengindahkan Ria untuk menemaninya tadi, sekarang ia terjebak di kamar mandi berdua dengan perempuan ini.
“Kamu simpan saja semua bualanmu, aku tidak akan percaya,” Elya menarik rambut Raras lebih kuat lagi. Raras merasakan beberapa helai rambutnya terlepas dan jatuh mengenai tengkuknya.
“Tolong lepaskan aku, tolong,” lirih Raras.
“Kamu itu tahu diri sedikit. Otak pas-pasan, tampang juga. Tapi kelakuan kurang ajar sekali,” Elya meludah tepat di muka Raras. “Anggap ini peringatan pertama,” Elya melepaskan genggamannya pada rambut dan lengan Raras. Sebelum meninggalkan Raras, ia mematut dirinya di depan kaca toilet, memastikan seragam sekolahnya tetap rapi setelah sebelumnya Raras sempat menarik-nariknya.
Raras ingat betul peristiwa itu. Tidak sampai sehari setelah nilai tugas Biologi keluar, mata pelajaran yang selama ini dikuasai Elya, menempatkan Raras berada di peringkat pertama dengan nilai yang cukup jauh dengan Elya di posisi kedua. Raras saat itu cukup terkejut dengan hasil tugas praktikum tersebut, bukan karena ia bisa melejit ke posisi pertama, tapi lebih karena Elya turun posisi. Raras bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tersebut. Mira memang memberinya beberapa saran, kakaknya itu sangat pintar di semua bidang,  namun Raras berani sumpah bahwa tugas tersebut dikerjakannya sendiri.
Sejak itu, Elya tidak berhenti mengganggunya. Elya cukup populer di SMA Kusuma Bangsa, pengaruhnya kuat, teman-temannya banyak. Tidak butuh waktu lama untuk menjadikan Raras sebagai pecundang nomor satu di sekolah. Raras selalu pulang sekolah berbalut sweter kuning kesukaannya yang warnanya sampai berubah menjadi krem, akibat terlalu sering dipakai. Semua ia lakukan untuk menutupi memar di kedua lengannya.
“Kok memarnya ga hilang-hilang sih, Ras?” Mira satu kali bertanya.
“Kakak kan tahu, aku ceroboh. Kemarin kepentok meja, Kak,” bohong Raras.
Mira menatap Raras dengan pandangan penuh tanya, paham akan sikap Raras yang tidak suka didesak, Mira memutuskan memercayai adiknya.
Tidak sampai ketika Raras dilarikan ke rumah sakit, akibat patah tulang yang diaku Raras akibat keseleo saat bermain bola voli, baru Mira mengetahui kejadian sebenarnya dari Ria, sahabat Raras.  
“Raras memang keseleo saat bermain bola voli, Kak.” Ria terdiam, mencoba mengatur kalimatnya. “Tapi itu disengaja, area Raras berpijak saat melakukan serve, sangat licin,” akhirnya ia memutuskan berterus terang.

***

“Halo,” Raras mendengarkan suara di ujung ponsel dengan seksama. Sesekali ia mengangguk pelan. “Bagus deh kalau gitu, jangan lupa besok dibawa ya tugasnya. Oke. Sampai besok.” Raras memutus panggilan. Mira mengamati adiknya, ia menaikkan sebelah alisnya ke arah adiknya.
“Elya telepon karena?” Mira tak sabar lagi. Adiknya tidak juga membaca kode yang dikirimkannya.
“Oh itu,” ujar Raras tidak peduli, pandangannya tetap terfokus pada paket cokelat yang sekarang telah berubah bentuk menjadi album terbaru EXO-CBX bertajuk Blooming Days. “Dia memberitahu kalau tugas Biologi untuk besok sudah selesai, dia akan membawakan dua rangkap. Satu untuk aku,” lanjut Raras. Tangannya mengeluarkan photobook dari album yang digenggamnya, membuka lembar demi lembarnya dengan seksama.
“Kok... bisa?” Tanya Mira. Nada suaranya perpaduan antara heran dan takjub.
Raras meletakkan kembali photobook tersebut dan memusatkan perhatiannya ke arah kakaknya, “kakak tahu kenapa aku suka Baekhyun?” Mira menggeleng. “Baekhyun itu salah satu anggota EXO dengan masa pelatihan paling pendek, namun bisa menjadi vokal utama di Grup. Ia juga terkenal suka berbicara terus terang, sehingga sering menimbulkan kontroversi akibat ucapan-ucapannya. Kedua hal tersebut, membuat dia menjadi anggota dengan jumlah haters yang cukup banyak. Ia dianggap sombong, tidak tahu diri dan hal-hal buruk lainnya.”
Mira mencoba mencerna penjelasan Adiknya. Terdengar seperti dirinya, sosok Baekhyun ini.
“Seperti Kakak kan?” Raras seperti membaca pikirannya. “Aku ingin seperti Kakak, ingin seperti Baekhyun. Tapi aku butuh waktu, karena aku bukan Kakak. Aku butuh waktu untuk berani. Karenanya, aku berterima kasih hari itu, di rumah sakit, Kakak mendengar permohonanku. Aku janji pada Kakak aku akan menghentikan semua perbuatan Elya padaku. Aku tepati janjiku.”
Mira menggeser posisi duduknya, mencari tempat yang nyaman. Sepertinya penjelasan adiknya akan memakan waktu cukup lama.
“Baekhyun baru saja terlibat dalam satu kontroversi akibat salah ucap. Sebenarnya itu tidak sepenuhnya salah Baekhyun, tapi ia tetap meminta maaf. Ia tidak ingin banyak pihak menjadi bertengkar karena dirinya. Ia mengorbankan dirinya demi ketenangan banyak pihak,” Raras berhenti, seakan berpikir. “Hal itu membuat aku tersadar. Aku bisa melakukan hal yang sama. Aku meminta maaf pada Elya. Secara terbuka. Aku tulis di majalah sekolah, broadcast di media sosial serta mengirimkan surat pribadi untuknya juga. Aku minta maaf apabila selama ini ada perilaku aku yang mengganggu dirinya.”
“Tapi, Ras,” potong Mira.
“Kak, seperti Baekhyun. Aku tidak masalah apabila hal tersebut membuat aku menjadi rendah. Aku hanya ingin semuanya selesai, damai. Capek, Kak.” Raras tersenyum. “Terbukti, banyak teman-teman ternyata mendukung permintaan maafku itu, hal itu membuat Elya malu untuk tidak memaafkan aku, kan. Sekarang, sebagai balasannya, ia selalu menawarkan diri membantu aku sebisa dia. Ia menyesal juga, Kak. Rasa iri menjadikan ia seperti itu. Win-win kan, Kak.”
“Aku tidak sangka kamu sudah besar ya,” Mira mengacak-acak rambut Raras. “Semua Koreaan ini ternyata ada gunanya juga.”
“Ih, Kakak.”
“Ayo, deh, sekarang Kakak mau lihat ini semua lagu-lagunya seperti apa, sih. Kayanya boleh juga ini yang rambutnya cokelat,” gurau Mira sambil kembali menunjuk ke layar kaca.
“Chen ini, Kak. Dia vokal utama juga...,”
Mira hanya mengangguk-angguk mendengar ocehan adiknya yang lebih panjang dari sebelumnya, saat ia menjelaskan tentang Elya. Kali ini Mira mendukung seratus persen kesukaan Adiknya tersebut. Ternyata ada manfaatnya juga.

Today, I feel blue
Feeling like I'm trapped, that kind of mood
But you're the master key who'll unlock me
Your joyful colors change my days, yeah

***

1300 kata
Ditulis untuk mengikuti event Femii Active Girl - Fan Fiction Competition
Inspirasi cerita dari video klip terbaru EXO-CBX berikut ini: